Ancaman Allah SWT Terhadap Kedholiman
(resume kajian di
Mrican, Salatiga, Kamis malam Jum’at 18 Desember 2014)
Bahwasannya
Allah SWT tidak akan mendholimi hamba-hambanya. Hal ini dapat dilihat dalam
Q.S. An Nisaa’: 40, yang artinya:
“Sesungguhnya
Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada
kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan
dari sisi-Nya pahala yang besar.”
Begitu
pula dalam Q.S. Al Zalzalah: 8-9, yang artinya:
“Barangsiapa
yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”
Inti
dari ayat- ayat tersebut di atas bahwa jika seorang hamba akan mengamalkan 1
kebaikan, maka Allah SWT akan membalasnya dengan 1 pahala. Jika terlaksana,
maka akan diganjar 10 kali lipat. Dan ini semua merupakan tingkat keimanan kita
kepada Allah SWT. Dan sebaliknya, jika seorang hamba akan melakukan suatu
keburukan, maka Allah tidak mengganjar pahala baginya.
Lalu
apakah kedholiman (dholim) itu? Dholim adalah menempatkan sesuatu bukan pada
posisinya. Ada dua macam kedholiman :
1.
Kedholiman seorang hamba
terhadap diri sendiri, di bagi dua lagi:
1.1. Kedholiman kecil, meliputi 4 hal:
a.
Meninggalkan kewajiban,
misalnya tidak sholat, tidak puasa, tidak zakat, dsb;
b.
Melanggar larangan Allah
SWT, semisal berbuat maksiat;
c.
Kufur ni’mat; dan
d.
Tidak sabar ketika
terkena musibah (padahal musibah adalah sarana agar kita lulus dalam mendekatkan
diri kepada Allah SWT)
1.2. Kedholiman besar, adalah SYIRIK, yaitu berpaling dari Allah SWT, yang
mana tidak ada balasan, kecuali NERAKA. SYIRIK merupakan maksiat kepada selain
Allah SWT, semisal ke dukun yang kafir, berdoa kepada selain Allah SWT,
bernadzar kepada selain Allah SWT, dst.
2.
Kedholiman seorang hamba
terhadap sesama, meliputi 3 hal:
1.
Darah (memukul,
menyakiti, dll)
2.
Harta (mencuri, merampok,
dll)
3.
Kehormatan
(gossip/ghibah)
Contoh kedholiman
terhadap sesama:
a.
Makan harta anak yatim
b.
Menunda membayar hutang.
Semoga
kita terjauhkan dari sifat dholim dan terus berupaya mendekatkan diri kita
kepada Allah SWT
Wallahu'alam bis showwab
0 komentar:
Posting Komentar